Menometroragia

Menometroragia

Haid atau menstruasi yang tidak normal bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan menjadi tanda masalah kesehatan. Salah satu gangguan menstruasi yang mungkin tidak diketahui banyak orang adalah menometroragia. Gangguan ini bisa memengaruhi kesehatan reproduksi dan kehidupan sehari-hari wanita. Cari tahu informasi lengkapnya di sini!

Apa itu menometroragia?

Menometroragia adalah kondisi ketika seorang wanita mengalami perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan berlebihan. Kondisi ini merupakan kombinasi dari menoragia dan metroragia.

Menoragia adalah perdarahan yang sangat banyak saat menstruasi, sedangkan metroragia adalah perdarahan yang terjadi di luar periode haid.

Jadi, bisa dibilang kondisi ini adalah masalah ganda yang membuat penderitanya mengalami perdarahan berlebihan dan di waktu yang tidak teratur.

Gangguan menstruasi ini dapat dialami oleh wanita dari berbagai usia. Namun, menometroragia sering terjadi pada wanita berusia produktif, terutama menjelang menopause.

Dilansir dari British Medical Bulletin, sekitar 9—14% wanita mengalami masalah perdarahan menstruasi abnormal, termasuk kondisi ini.

Gejala menometroragia

Gejala menometroragia biasanya ditandai dengan perdarahan yang tidak normal selama menstruasi dan di luar siklus menstruasi.

Normalnya, siklus menstruasi terjadi setiap 21 hingga 35 hari dengan durasi rata-rata 5 hari.

Namun, pada penderita menometroragia, perdarahan bisa sangat berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya. Hal ini tentu memengaruhi aktivitas fisik, sosial, dan emosional sehari-hari.

Beberapa tanda-tanda yang patut Anda waspadai antara lain:

  • ganti pembalut atau tampon setiap jam selama beberapa jam berturut-turut,
  • perdarahan berlangsung lebih dari delapan hari,
  • perdarahan di luar siklus menstruasi biasanya,
  • merasa lelah, lemah, atau sesak napas akibat kehilangan darah berlebih.

Jika Anda mengalami gejala-gejala gangguan menstruasi ini, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Penyebab menometroragia

Menometroragia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gangguan hormon hingga masalah kesehatan lainnya.

Mengenali penyebab menometroragia sangat penting untuk mengetahui cara mengatasinya. Berikut beberapa penyebab yang umum.

1. Hormon tidak seimbang

Salah satu penyebab perdarahan menstruasi yang tidak teratur adalah ketidakseimbangan hormon. Jika kadar estrogen terlalu tinggi, dinding rahim bisa tumbuh lebih tebal dari seharusnya.

Ketika dinding ini akhirnya luruh, perdarahan bisa menjadi sangat banyak yang bisa disertai dengan gumpalan darah.

Kondisi ini sering dipicu oleh stres, obesitas, atau masalah kesehatan lainnya yang memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.

2. Pertumbuhan tumor di dalam rahim

Menometroragia juga bisa disebabkan oleh pertumbuhan tumor jinak di rahim, seperti polip atau fibroid.

Tumor-tumor ini bisa memberikan tekanan pada rahim dan pembuluh darah di sekitarnya, sehingga menyebabkan perdarahan yang berlebihan.

Meskipun tumor ini tidak bersifat kanker, mereka tetap bisa memicu masalah serius dalam menstruasi dan harus mendapatkan perhatian medis.

3. Adenomiosis

Adenomiosis adalah kondisi di mana lapisan dinding rahim (endometrium) tumbuh ke dalam lapisan otot rahim.

Meskipun jarang, kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan yang berat dan menyakitkan setiap kali dinding rahim luruh.

Lapisan tersebut tetap berperilaku seperti biasa, tetapi karena tumbuh di tempat yang salah, bisa memicu perdarahan menstruasi yang tidak normal.

4. Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi lain yang sering dikaitkan dengan menometroragia.

Pada kondisi ini, jaringan yang biasanya melapisi rahim justru tumbuh di luar rahim, seperti di tuba falopi, ovarium, atau bagian panggul lainnya.

Setiap kali jaringan ini luruh, perdarahannya bisa lebih parah dibandingkan menstruasi normal. Hal ini menyebabkan perdarahan yang berlebihan dan menyakitkan.

5. Anovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulan.

Jika ovulasi tidak terjadi, atau dikenal sebagai siklus anovulasi, lapisan rahim akan terus tumbuh tanpa kendali hingga akhirnya luruh secara berlebihan.

Hal ini bisa memicu perdarahan haid yang tidak normal karena ketidakseimbangan dalam siklus menstruasi yang seharusnya.

6. Masalah pada sistem pembekuan darah

Pada beberapa kasus, gangguan pada sistem pembekuan darah dapat menjadi penyebab menometroragia.

Jika darah tidak bisa menggumpal dengan baik, perdarahan akan berlangsung lebih lama dan lebih berat dari biasanya.

Pengobatan menometroragia

Pengobatan menometroragia sangat bergantung pada penyebab utamanya.

Jika ditemukan adanya fibroid rahim yang menyebabkan perdarahan berlebihan, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi untuk mengangkat fibroid tersebut.

Langkah ini biasanya diambil setelah evaluasi menyeluruh untuk memastikan fibroid adalah penyebab utama.

Selain itu, operasi ini bertujuan untuk mengurangi atau menghentikan perdarahan yang terjadi. Operasi ini bisa dilakukan secara laparoskopi atau melalui metode bedah terbuka.

Jika tidak ada penyebab yang jelas, pengobatan awal biasanya menggunakan obat-obatan. Berikut beberapa jenis pengobatan yang sering direkomendasikan oleh dokter.

1. Pil KB untuk mengatur hormon

Pil KB adalah salah satu pengobatan yang umum digunakan untuk mengatasi menometroragia. Penggunaan pil ini dapat membantu mengatur kadar hormon dalam tubuh.

Dengan mengonsumsi pil kontrasepsi secara teratur, siklus menstruasi menjadi lebih teratur. Selain itu, pil kontrasepsi dapat mengurangi perdarahan yang berlebihan.

Sebagian besar wanita dapat menggunakan metode ini dengan aman, tetapi konsultasi dengan dokter tetap diperlukan. Pil ini biasanya diminum selama 21 hari, diikuti dengan 7 hari istirahat.

2. Terapi progestin

Terapi progestin merupakan pilihan pengobatan lainnya yang sering direkomendasikan untuk mengobati perdarahan menstruasi yang tidak normal.

Progestin adalah bentuk sintetis dari hormon progesteron yang alami. Pengobatan ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi pil progestin selama 21 hari berturut-turut, kemudian berhenti selama 7 hari untuk memberikan waktu bagi tubuh mereka.

Selain pil, progestin dapat diberikan melalui alat kontrasepsi intrauterine (IUD) yang melepaskan levonorgestrel.

Metode ini membantu menipiskan lapisan rahim, yang dapat mengurangi aliran darah saat menstruasi.

3. Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID)

Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) adalah pilihan lain dalam pengobatan menometroragia.

Selain membantu meredakan nyeri yang sering dialami oleh penderita, NSAID juga memiliki efek positif dalam mengurangi aliran darah.

Obat ini bekerja dengan menghambat enzim yang terlibat dalam peradangan dan pembekuan darah.

Contoh umum dari obat ini adalah ibuprofen dan naproxen. Namun, penting untuk berkonsultasi kepada dokter mengenai dosis dan frekuensi penggunaan yang tepat.

4. Perawatan di rumah

Mengelola perdarahan menstruasi yang berat bisa terasa menantang, tetapi ada beberapa cara yang bisa membantu, antara lain sebagai berikut.

  • Pilih pembalut atau tampon yang bisa menyerap darah haid lebih banyak.
  • Gunakan dua pembalut sekaligus atau kombinasikan dengan tampon.
  • Mencoba menstrual cup karena bisa menampung lebih banyak aliran darah.
  • Letakkan handuk atau alas tempat tidur untuk melindungi seprai saat tidur.
  • Pakai pakaian gelap untuk menyamarkan kemungkinan kebocoran.
  • Selalu bawa atau siapkan ekstra pembalut, tampon, dan pakaian dalam, terutama jika bepergian.

Selalu konsultasikan kepada dokter guna mendapat diagnosis serta pengobatan yang aman dan tepat sesuai kondisi Anda.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours