Fistula vagina adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika terbentuk saluran abnormal antara vagina dan organ lain seperti kandung kemih, rektum, atau ureter. Saluran ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan dan berdampak signifikan pada kualitas hidup seorang wanita.
Meskipun tergolong masalah yang langka, fistula vagina perlu segera ditangani karena berpotensi menimbulkan infeksi dan masalah kesehatan wanita lain yang lebih serius.
Apa itu fistula vagina?
Fistula vagina adalah suatu kondisi di mana terjadi komunikasi yang tidak normal antara vagina dan organ lain, seperti kandung kemih atau rektum.
Di antara jenis-jenis fistula vagina, vesicovaginal fistula adalah yang paling umum. Kondisi ini biasanya terjadi akibat kerusakan pada jaringan yang memisahkan kandung kemih dan vagina.
Seperti yang dijelaskan oleh National Center for Biotechnology Information, fistula vagina adalah komplikasi yang dapat muncul dari berbagai proses medis yang melibatkan area pelvis atau panggul.
Menurut Mayo Clinic, penyebab utama fistula vagina termasuk:
- persalinan traumatis,
- operasi panggul sebelumnya, seperti histerektomi,
- cedera pada area panggul,
- infeksi jangka panjang yang tidak diobati,
- kanker pada daerah panggul, dan
- penyakit Crohn atau radang usus lainnya.
Selain itu, fistula vagina dapat menjadi komplikasi dari tindakan medis yang kurang sempurna.
Sebagai contoh, dalam beberapa kasus, cedera pasca-operasi seperti setelah histerektomi bisa menyebabkan terbentuknya saluran abnormal tersebut.
Jenis-jenis fistula vagina
Selain vesicovaginal fistula, ada juga jenis fistula lainnya yang bisa terjadi. Setiap jenis memiliki gejala khasnya masing-masing. Berikut adalah beberapa jenis fistula vagina yang paling umum.
- Vesicovaginal fistula atau fistula vesikovaginal. Terjadi antara kandung kemih dan vagina, menyebabkan kebocoran urine yang terus-menerus dari kandung kemih ke vagina. Gejalanya bisa berupa kebocoran urine tanpa kendali, infeksi saluran kemih berulang, serta bau tak sedap.
- Fistula rektovaginal. Menghubungkan rektum dan vagina, menyebabkan feses atau gas keluar dari vagina. Gejalanya berupa kebocoran feses atau gas, bau tak sedap, dan infeksi vagina yang sering berulang.
- Fistula ureterovaginal. Terbentuk antara ureter (saluran yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih) dan vagina, menyebabkan kebocoran urine langsung dari ureter ke vagina. Gejalanya berupa kebocoran urine yang tidak terkontrol tanpa masalah kandung kemih.
- Fistula enterovaginal. Terjadi antara usus kecil dan vagina, biasanya disebabkan oleh operasi atau penyakit radang usus seperti Crohn. Gejalanya berupa keluar cairan atau sisa makanan dari vagina serta nyeri perut.
- Fistula kolovaginal. Menghubungkan usus besar (kolon) dan vagina, menyebabkan feses bocor ke vagina. Gejala berupa kebocoran feses, bau tidak sedap, dan infeksi.
- Fistula bartholinitis. Terjadi akibat infeksi kelenjar Bartholin, menyebabkan keluarnya cairan atau nanah dari vagina. Gejala berupa nyeri di area vagina, keluarnya nanah, dan iritasi lokal.
- Fistula sigmoidovaginal. Terjadi antara sigmoid (bagian usus besar) dan vagina, biasanya akibat penyakit divertikular atau cedera bedah. Gejala berupa kebocoran feses atau gas dari vagina serta ketidaknyamanan pada panggul.
Gejala fistula vagina
Fistula vagina sering kali disertai gejala yang mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti berikut ini.
- Kebocoran urine atau feses dari vagina, yang terjadi pada fistula vesikovaginal atau rektovaginal.
- Infeksi saluran kemih berulang, yang mengindikasikan adanya saluran abnormal antara kandung kemih dan vagina.
- Bau tak sedap pada area intim akibat cairan abnormal yang keluar.
- Rasa nyeri atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.
- Iritasi atau infeksi pada vagina, terutama akibat kebocoran urine atau feses.
Gejala-gejala ini sering menjadi tanda pertama adanya masalah serius di dalam tubuh. Jika Anda mengalami tanda-tanda tersebut, segera konsultasikan kepada dokter.
Penyebab dan faktor risiko fistula vagina
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko fistula vagina, dengan persalinan yang sulit dan trauma menjadi penyebab paling umum.
Ini terutama di negara-negara berkembang dengan keterbatasan akses ke layanan kesehatan.
Persalinan yang lama dan sulit dapat menyebabkan cedera pada jaringan panggul yang akhirnya memicu pembentukan fistula.
Selain trauma persalinan, faktor lain yang berkontribusi terhadap risiko fistula vagina meliputi berikut ini.
- Operasi panggul, seperti histerektomi, yang dapat menyebabkan cedera pada organ-organ sekitarnya.
- Radiasi yang digunakan dalam pengobatan kanker panggul, yang dapat merusak jaringan di sekitar vagina.
- Infeksi kronis yang tidak diobati, yang dapat melemahkan jaringan dan memicu terbentuknya saluran abnormal.
Diagnosis fistula vagina
Diagnosis kondisi ini biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan analisis gejala yang dialami oleh pasien. Dokter mungkin melakukan pemeriksaan berikut ini.
- Pemeriksaan fisik. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kebocoran urine dan iritasi pada jaringan vagina.
- Cystoscopy. Prosedur ini melibatkan penggunaan alat khusus untuk melihat ke dalam kandung kemih dan menentukan adanya fistula. Menurut MFT NHS, pemeriksaan cystoscopy dapat membantu dalam menilai kondisi dan lokasi fistula.
- Urodynamic testing. Tes ini digunakan untuk mengevaluasi fungsi kandung kemih dan mendeteksi masalah lain yang mungkin ada.
Pengobatan fistula vagina
Pengobatan vesicovaginal fistula tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi. Beberapa pilihan pengobatan meliputi berikut ini.
- Perawatan konservatif. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan perawatan konservatif, seperti penggunaan kateter untuk membantu mengalirkan urine sambil memberikan waktu bagi jaringan untuk sembuh.
- Bedah. Prosedur bedah adalah pilihan pengobatan yang paling efektif untuk memperbaiki fistula, termasuk vesicovaginal fistula. Prosedur ini melibatkan penutupan jalur abnormal antara area vagina dan kandung kemih. Tingkat keberhasilan operasi ini cukup tinggi, dan banyak pasien dapat kembali ke aktivitas normal setelah pemulihan.
- Rehabilitasi. Setelah perawatan, rehabilitasi mungkin diperlukan untuk membantu pasien beradaptasi dan memulihkan fungsi seksual serta kesehatan mental mereka.
Konsultasikan kepada dokter untuk mendapat diagnosis dan pengobatan yang tepat sesuai kondisi Anda.
+ There are no comments
Add yours