Menstruasi pada wanita ditandai dengan darah yang keluar dari vagina. Normalnya, darah yang keluar saat menstruasi bisa berjumlah sedikit seperti bercak hingga deras. Namun, saat aliran darah yang deras disertai dengan keluarnya gumpalan darah, maka kondisi ini bisa dicurigai sebagai menoragia.
Apa itu menoragia?
Menoragia atau menorrhagia adalah sebutan untuk keluarnya perdarahan yang berlebihan dan tidak biasa pada menstruasi normal.
Darah haid yang keluar deras cukup umum di hari-hari pertama dan bisa terjadi sebelum menopause, tapi tidak sampai separah kasus menorrhagia.
Ketika Anda mengalami menoragia, aktivitas sehari-hari akan terganggu karena darah yang keluar sangat banyak disertai kram perut. Bahkan Anda perlu mengganti tampon atau pembalut setelah sekitar 2 jam setiap harinya.
Menoragia bisa membahayakan nyawa yang mengalaminya jika dibiarkan tanpa pengobatan. Untuk itu, berkonsultasi kepada dokter adalah cara paling tepat untuk mendapatkan pengobatan yang efektif.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Menorrhagia adalah kondisi yang sering dialami wanita. Dilansir dari Cleveland Clinic, sekitar 1 dari setiap 20 wanita mengalami menoragia.
Secara khusus, 90% kasus menorrhagia terjadi pada wanita yang baru mengalami pubertas dan wanita di atas 40—50 tahun.
Tanda dan gejala menoragia
Dalam sehari, wanita yang mengalami menorrhagia bisa mengganti pembalut hingga delapan kali bahkan lebih.
Untuk lebih jelasnya, berikut tanda-tanda menorrhagia.
- Mengalami perdarahan lebih dari 7 hari.
- Menghabiskan satu atau lebih pembalut selama beberapa jam berturut-turut.
- Selalu terbangun untuk mengganti pembalut di malam hari.
- Perdarahan berat yang tidak biasa atau haid dua kali dalam satu bulan secara berturut-turut.
- Munculnya gumpalan darah yang besar.
- Sulit beraktivitas karena perdarahan tidak terkendali.
- Mengalami kelelahan atau kekurangan energi.
- Mengalami sesak napas.
- Nyeri di perut bagian bawah.
Mungkin ada beberapa tanda atau gejala menoragia yang tidak disebutkan. Jika Anda memiliki kekhawatiran terkait gejala menorrhagia, silakan konsultasikan kepada dokter Anda.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Jika Anda mengalami tanda-tanda dan gejala di atas atau memiliki pertanyaan, silakan konsultasikan kepada dokter.
Pemeriksaan ke dokter perlu segera dilakukan bila Anda mengalami gejala berikut ini.
- Mengalami perdarahan di antara siklus haid.
- Mengalami perdarahan di vagina setelah menopause.
Tubuh setiap orang bereaksi berbeda. Selalu lebih baik untuk berdiskusi dengan dokter Anda apa yang terbaik bagi situasi Anda.
Penyebab menoragia
Menoragia memiliki banyak kemungkinan penyebab, di antaranya sebagai berikut.
1. Hormon yang tidak seimbang
Pada siklus menstruasi normal, keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron mengatur penumpukan lapisan rahim (endometrium) yang ditumpahkan saat menstruasi.
Jika hormon wanita tidak seimbang, endometrium berkembang secara berlebihan dan akhirnya membuat perdarahan berat saat menstruasi.
Sindrom ovarium polikistik (PCOS), obesitas, resistensi insulin, dan masalah tiroid termasuk yang menyebabkan hormon tubuh menjadi tidak seimbang.
2. Ovarium tidak berfungsi semestinya
Disfungsi ovarium bisa menyebabkan hormon menjadi tidak seimbang. Dalam satu siklus menstruasi (biasanya sebulan), seharusnya sel telur dilepaskan untuk mempersiapkan pembuahan.
Proses lepasnya telur ini dikenal sebagai ovulasi. Jika ovarium Anda terganggu dan tidak melepaskan telur selama siklus menstruasi, tubuh tidak dapat memproduksi hormon progesteron.
Akibatnya, jaringan yang melapisi rahim tumbuh berlebih sehingga bisa menyebabkan perdarahan berat.
3. Fibroid rahim
Fibroid rahim adalah tumor nonkanker yang tumbuh di masa subur wanita. Tumor yang berukuran besar bisa menekan kandung kemih sehingga membuat yang mengalaminya sering buang air kecil.
Selain itu, tumor yang berkembang di dinding rahim ini bisa menyebabkan menorrhagia.
4. Polip
Polip adalah daging kecil yang tumbuh pada lapisan rahim. Biasanya daging ini tergolong jinak dan tidak bersifat kanker.
Meski jinak, pertumbuhan polip rahim bisa menyebabkan masalah seperti menstruasi yang lebih lama, sering, atau bahkan tidak teratur. Darah yang keluar pun biasanya sangat banyak melebihi normal.
Pada wanita yang telah menopause, polip juga bisa menyebabkan perdarahan yang seharusnya tidak terjadi. Untuk itu, jangan anggap enteng jika pascamenopause Anda masih mengalami perdarahan seperti haid.
5. Adenomiosis
Adenomiosis adalah kondisi saat lapisan rahim (endometrium) menembus dinding otot rahim (miometrium). Kondisi ini merupakan satu dari banyak penyebab menoragia pada wanita.
Selain menyebabkan menorrhagia, adenomiosis bisa menimbulkan kram, perut bawah yang serasa tertekan, dan kembung.
Meski adenomiosis dianggap tidak membahayakan, berbagai gejala yang menyertai sangat mengganggu aktivitas pengidapnya.
6. Menggunakan IUD
IUD atau yang juga dikenal sebagai KB spiral memiliki efek samping, salah satunya adalah menoragia. Kondisi ini juga menyebabkan pemakainya bisa mengalami perdarahan di antara siklus haid.
Jika Anda mengalami hal ini, ada baiknya untuk mengatakan pada dokter untuk kemudian dicarikan alternatif lainnya.
7. Obat-obatan tertentu
Obat antiradang, obat hormonal (estrogen dan progestin), dan antikoagulan (warfarin) dapat menyebabkan menstruasi berlebih yang berkepanjangan.
Selalu konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami hal ini untuk dicari obat lain dengan efek samping yang lebih ringan.
Selain berbagai faktor tersebut, gangguan perdarahan turunan, kanker rahim, kanker ovarium, dan kanker serviks bisa menyebabkan menstruasi yang berlebih.
Faktor risiko menoragia
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko menorrhagia sangat bervariasi. Namun, usia jadi salah satu faktor yang membuat wanita rentan mengalami kondisi ini.
Remaja perempuan yang baru saja haid dan wanita perimenopause termasuk golongan yang cenderung sering mengalami menorrhagia.
Pada anak remaja, menorrhagia biasanya disebabkan oleh ovarium yang tidak melepaskan sel telur (anovulasi).
Sementara pada wanita yang lebih tua, tak hanya menopause yang jadi penyebabnya tetapi juga berbagai masalah pada rahim.
Diagnosis menoragia
Dokter akan melakukan diagnosis mulai dari riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, hingga berbagai tes lain yang diperlukan.
Berbagai pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi menoragia dapat meliputi berikut ini.
- Tes darah, dilakukan untuk memeriksa apakah Anda mengalami anemia, masalah dengan tiroid, atau pembekuan darah.
- Tes pap, mengambil contoh sel dari leher rahim untuk diperiksa apakah ada infeksi, peradangan, atau kecenderungan kanker.
- Biopsi endometrium, mengambil contoh jaringan lapisan rahim untuk mengetahui keberadaan masalah di dalamnya.
- Ultrasonografi, tes dengan menggunakan gelombang suara dan komputer untuk melihat kondisi pembuluh darah, jaringan, dan organ.
- Sonohysterogram, tes ultrasound dengan sebelumnya menyuntikkan cairan ke tabung yang dimasukkan ke rahim melalui vagina atau serviks.
- Histeroskopi, melihat bagian dalam rahim dengan alat khusus untuk melihat keberadaan fibroid, polip, dan masalah lainnya.
- Dilatasi dan kuret, tes untuk menemukan sekaligus mengobati penyebab perdarahan.
Pengobatan menoragia
Jenis pengobatan yang dilakukan tergantung pada penyebab dan seberapa parah menoragia.
Selain itu, dokter akan mempertimbangkan usia, kondisi kesehatan, riwayat medis, dan keinginan Anda.
Berikut pengobatan yang sering kali direkomendasikan dokter untuk mengatasi menoragia.
1. Terapi obat
Obat-obatan yang biasa dilakukan untuk membantu mengatasi atau meringankan menoragia, yaitu sebagai berikut.
- Suplemen zat besi, untuk membantu mencegah tubuh mengalami anemia akibat perdarahan yang berlebihan.
- Ibuprofen, untuk membantu mengurangi rasa sakit, kram, dan volume darah yang keluar.
- Pil KB, untuk membuat haid menjadi lebih teratur dan mengurangi volume perdarahan.
- IUD, untuk membuat haid lebih teratur dan mengurangi aliran darah yang keluar.
- Terapi hormon, menggunakan obat yang mengandung estrogen dan/atau progesteron untuk mengurangi perdarahan.
- Desmopressin Nasal Spray, untuk menghentikan perdarahan pada mereka yang memiliki kelainan darah tertentu.
- Obat-obatan antifibrinolitik (asam traneksamat, asam aminokaproat), untuk mengurangi jumlah perdarahan dengan menghentikan bekuan agar tidak pecah begitu terbentuk.
2. Pembedahan
Ada banyak jenis prosedur pembedahan untuk mengatasi menoragia sesuai penyebabnya, yang meliputi berikut ini.
- Dilatasi dan kuret. Prosedur ini dilakukan dengan menghilangkan lapisan atas rahim. Tujuannya untuk mengurangi perdarahan saat haid. Dalam beberapa kasus, prosedur ini perlu dilakukan berulang kali sesuai kebutuhan.
- Histeroskopi operasi. Prosedur dilakukan dengan alat khusus untuk melihat bagian dalam rahim. Operasi ini juga membantu menghilangkan polip dan fibroid, memperbaiki kelainan rahim, dan menghilangkan lapisan rahim.
- Ablasi atau reseksi endometrium. Prosedur bedah ini dilakukan untuk mengangkat sebagian lapisan rahim agar aliran menstruasi tetap terkendali. Sayangnya, prosedur ini membuat wanita tidak bisa memiliki anak meski rahim tetap ada dan tidak diangkat.
- Histerektomi. Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim yang membuat seseorang berhenti haid dan tidak bisa hamil. Oleh karena itu, ini hanya dilakukan untuk mengatasi kasus yang parah dan tidak disarankan untuk wanita yang belum hamil.
Meski sering terjadi, banyak wanita merasa sungkan, malu, atau takut untuk berobat ke dokter.
Padahal, memeriksakan diri sedini mungkin membuat Anda bisa terhindar dari berbagai komplikasi akibat menstruasi berlebihan. Anda juga akan mendapatkan perawatan yang paling tepat sesuai dengan kondisi.
Jangan lupa untuk selalu memeriksakan diri secara rutin ke dokter terlebih saat sedang melakukan perawatan gangguan menstruasi ini. Hal ini dilakukan agar pengobatan berjalan efektif dan kesehatan pun tetap terkendali.
Jika ada berbagai efek samping pengobatan yang memperburuk kondisi, Anda juga harus memberitahukannya kepada dokter.
+ There are no comments
Add yours