Masalah kesuburan bisa terjadi pada wanita mana pun dan terkadang tidak bisa dihindari. Salah satu masalah kesuburan wanita yang sering terjadi adalah endometritis atau infeksi pada rahim. Apa penyebab kondisi ini? Apakah ada cara yang mampu mengatasinya? Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa itu endometritis?
Endometritis adalah kondisi peradangan atau iritasi pada lapisan rahim (endometrium) yang biasanya disebabkan oleh infeksi.
Maka dari itu, endometritis juga biasa disebut dengan infeksi atau radang rahim.
Perlu pula diingat bahwa kondisi ini berbeda dengan endometriosis. Biasanya, endometritis tidak mengancam jiwa tetapi sebaiknya perlu ditangani dengan segera.
Kondisi ini juga dibagi dalam dua kategori, yaitu endometritis akut serta kronis yang disebabkan oleh dua hal berbeda.
Perlu diketahui bahwa infeksi rahim ini paling umum terjadi pada 1—2% wanita yang melahirkan secara normal atau operasi caesar.
Selain itu, endometritis bisa terjadi pada wanita yang mengalami keguguran serta penyakit menular seksual.
Apa saja gejala atau ciri-ciri endometritis?
Berikut beberapa gejala atau ciri-ciri saat wanita mengalami infeksi rahim.
- Pembengkakan di dalam perut.
- Perdarahan atau keputihan yang tidak normal.
- Ketidaknyamanan saat buang air besar.
- Mengalami sembelit.
- Merasakan sakit atau tidak nyaman.
- Mengalami demam.
- Ada rasa sakit saat melakukan hubungan intim.
- Rasa nyeri di perut bagian bawah atau daerah panggul (nyeri rahim).
Dari beberapa yang sudah disebutkan di atas, kemungkinan ada beberapa gejala serta ciri-ciri endometritis atau infeksi rahim yang belum disebutkan.
Segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.
Apa penyebab endometritis?
Secara umum, penyebab utama dari kondisi endometritis adalah adanya infeksi pada area rahim.
Namun, penyakit pada wanita ini juga terbagi dalam dua kategori sehingga penyebabnya bisa berbeda untuk setiap pasien.
Endometritis akut disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang kelenjar endometrium dan rongga rahim.
Sementara itu, endometritis kronis disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, serta parasit yang bisa mengakibatkan masalah kesuburan.
Beberapa infeksi yang menjadi penyebab endometritis di antaranya adalah:
- penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonorea,
- tuberkulosis, dan
- infeksi bakteri di vagina.
Melansir dari Cleveland Clinic, infeksi atau radang pada rahim ini juga bisa terjadi karena penyakit radang panggul.
Penyakit radang panggul memengaruhi ovarium dan saluran tuba. Apabila tidak ditangani, maka bisa menjadi penyebab masalah kesuburan hingga susah hamil.
Apa saja faktor risiko endometritis?
Anda lebih berisiko mengalami infeksi rahim ini saat melakukan prosedur medis yang memengaruhi leher rahim (serviks) seperti berikut ini.
- Persalinan normal atau operasi caesar.
- Dilasi dan kuret.
- Biopsi endometrial.
- Keguguran.
- Histeroskopi.
- Aborsi.
- Penggunaan alat KB seperti IUD atau spiral.
Pada saat melahirkan, ada kemungkinan terjadinya perpindahan bakteri ke area rahim, endometrium, myometrium, dan perimetrium.
Hal ini bisa menyebabkan bakteri berkumpul di area tersebut sehingga mengakibatkan peradangan serta infeksi.
Perlu diketahui pula bahwa infeksi rahim ini bisa terjadi bersamaan dengan kondisi lainnya di area panggul wanita seperti radang leher rahim atau servisitis.
Apa saja komplikasi endometritis yang bisa terjadi?
Saat Anda mengalami infeksi rahim tetapi tidak segera diatasi, ada kemungkinan akan terjadi beberapa komplikasi seperti di bawah ini.
- Infertilitas atau masalah kesuburan.
- Peritonitis pelvis atau infeksi panggul.
- Pembentukan abses pada panggul dan rahim.
- Septicemia (sepsis) atau keracunan pada darah.
- Syok septik.
Maka dari itu, sebaiknya Anda segera berkonsultasi kepada dokter bila merasakan gejala atau ciri-ciri infeksi rahim guna mencegah terjadinya komplikasi.
Bagaimana mendiagnosis endometritis?
Hal pertama, dokter akan melakukan pemeriksaan organ reproduksi dan area panggul Anda. Sebagai contoh, dokter memeriksa area perut, rahim, serta leher rahim.
Ini dilakukan untuk mencari tahu apa penyebab tanda-tanda nyeri hingga keluarnya cairan dari area vagina.
Berikut beberapa tes lainnya yang akan dilakukan dokter untuk mendiagnosis endometritis atau infeksi rahim.
- Mengambil sampel dari area serviks untuk melihat jenis bakteri.
- Mengeluarkan sejumlah kecil jaringan dari lapisan rahim atau biopsi endometrium.
- Melakukan prosedur laparoskopi diagnostik agar dokter dapat melihat bagian dalam perut serta panggul.
- Tes darah untuk mengukur jumlah sel darah putih dan sel darah merah yang mengendap.
Apa saja pengobatan untuk endometritis?
Obat yang akan diberikan dokter untuk mengatasi endometritis atau infeksi rahim adalah antibiotik.
Tentunya, obat ini diberikan untuk mengobati infeksi sekaligus mencegah terjadinya komplikasi.
Selain itu, Anda mungkin perlu mendapatkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit jika gejala cukup parah atau infeksi terjadi setelah melahirkan.
Beberapa pengobatan dan perawatan lain yang akan diberikan umumnya berupa pemberian cairan intravena (IV) melalui pembuluh darah serta beristirahat secara total.
Ada kemungkinan, pasangan Anda juga butuh mendapatkan perawatan jika penyebab dari endometritis adalah infeksi dari penyakit menular seksual.
Pada kebanyakan kasus, infeksi atau radang rahim ini dapat sembuh dengan pemberian antibiotik.
Jika tidak kunjung sembuh, hal ini bisa mengakibatkan infeksi serta komplikasi yang jarang terjadi seperti kanker endometrium.
Apa pencegahan yang bisa dilakukan?
Berikut beberapa tindakan pencegahan infeksi rahim yang bisa Anda lakukan.
1. Menggunakan kondom
Salah satu penyebab dari endometritis atau infeksi rahim adalah penyakit menular seksual.
Maka dari itu, Anda dan pasangan bisa melakukan tindakan pencegahan seperti menggunakan kondom saat berhubungan intim.
Hal yang perlu diperhatikan adalah menggunakan kondom dengan cara yang tepat.
2. Melakukan tes skrining penyakit menular seksual
Anda dan pasangan juga bisa melakukan tes rutin untuk mengecek apakah mengalami penyakit menular seksual (PMS) atau tidak.
Tes skrining PMS sangat penting karena penyakit menular seksual sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun.
Hal ini juga dilakukan agar pengobatan endometritis bisa dilakukan sedini mungkin sehingga mencegah penularan dan infeksi.
3. Mengonsumsi antibiotik sebelum proses persalinan
Ada juga pencegahan infeksi rahim yang bisa dilakukan ibu hamil sebelum melakukan operasi caesar seperti mengonsumsi antibiotik.
Namun, tentunya hal ini perlu disetujui dokter terlebih dahulu.
Jika mengalami gejala infeksi rahim, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik sesuai kondisi Anda.
+ There are no comments
Add yours