Saat memasuki masa menopause, ada banyak perubahan yang terjadi pada tubuh wanita. Salah satu perubahan yang paling sering terjadi yaitu penurunan gairah untuk berhubungan intim setelah menopause. Ketahui penyebab serta cara mengatasinya di bawah ini agar hubungan Anda dan pasangan tetap sehat dan harmonis.
Penyebab penurunan gairah setelah menopause
Faktor utama yang menjadi penyebab penurunan gairah setelah menopause yaitu perubahan hormon. Namun, beberapa faktor lain juga bisa berkontribusi dalam terjadinya kondisi ini.
Dilansir dari Harvard Medical School, berikut sejumlah faktor yang menyebabkan penurunan gairah bercinta setelah menopause.
1. Perubahan hormon
Menjelang menopause, produksi hormon estrogen dan testosteron akan menurun. Kondisi ini dapat menurunkan hasrat wanita untuk berhubungan intim setelah menopause.
Umumnya, perubahan hormon akan membuat wanita lebih sulit untuk orgasme atau terangsang. Selain itu, tubuh mereka terasa kurang sensitif lagi saat dibelai oleh pasangan.
2. Depresi
Efek penurunan estrogen seperti gangguan tidur, vagina kering, dan hot flashes dapat membuat emosi wanita tidak stabil dan tertekan. Akibatnya, mereka jadi rentan mengalami depresi.
Emosi yang tidak stabil dan depresi juga kerap membuat wanita menopause malas beraktivitas. Gairah untuk bercinta pun tidak lagi sebesar dulu.
3. Efek pengobatan
Konsumsi obat-obatan tertentu saat menopause dapat menurunkan gairah untuk berhubungan. Sejumlah obat-obatan yang memiliki efek ini, di antaranya:
- penurun tekanan darah tinggi,
- obat pilek,
- obat alergi (antihistamin),
- antidepresan, dan
- obat untuk rambut rontok.
4. Efek penyakit atau gangguan kesehatan
Penurunan hasrat bercinta juga bisa disebabkan oleh gangguan kesehatan atau penyakit setelah menopause. Salah satu penyakit yang dapat menjadi penyebabnya yaitu kanker.
Selain kanker, beberapa penyakit lain yang bisa menurunkan gairah bercinta yakni:
- penyakit jantung,
- diabetes,
- penyakit ginjal, dan
- gangguan saraf.
Tidak hanya penyakit itu sendiri, pengobatan yang dijalani untuk mengatasinya (misalnya kemoterapi untuk kanker) juga berpotensi menjadi penyebab penurunan gairah.
5. Stres dan kecemasan
Stres dan kecemasan dapat menurunkan gairah untuk berhubungan intim. Pemicu stres setelah menopause cukup beragam, mulai dari:
- tekanan dalam pekerjaan,
- masalah dalam rumah tangga, hingga
- kekhawatiran terhadap anak.
Apabila penurunan hasrat bercinta mulai mengganggu hubungan atau memberikan dampak bagi pasangan, Anda bisa berkonsultasi kepada dokter. Nantinya, penanganan akan dilakukan sesuai kondisi yang mendasarinya.
Tidak semua wanita menopause mengalami penurunan gairah
Cara membangkitkan gairah setelah menopause
Cara membangkitkan gairah setelah menopause sebaiknya dilakukan dengan mengatasi penyebabnya terlebih dahulu.
Namun, secara umum, berikut beberapa tips yang bisa Anda coba.
1. Menjalani gaya hidup sehat
Pola hidup sehat dapat meningkatkan gairah untuk berhubungan intim. Selain bisa mengurangi risiko terkena penyakit, gaya hidup ini dapat mencegah stres dan depresi pascamenopause.
Gaya hidup sehat yang wajib diterapkan, di antaranya:
- makan makanan bergizi,
- menjaga berat badan tetap ideal,
- memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan baik,
- tidak merokok, dan
- berolahraga secara rutin.
2. Melakukan senam Kegel
Senam Kegel merupakan gerakan yang ditujukan untuk mengencangkan otot panggul bawah. Aktivitas ini bermanfaat untuk mengencangkan otot di bawah rahim, kantong kemih, dan usus besar.
Melatih otot-otot dasar panggul dapat memperkuatnya selama berhubungan. Selain itu, aktivitas ini bisa meningkatkan intensitas orgasme Anda.
3. Cek kesehatan rutin
Pemeriksaan kesehatan rutin dapat menunjukkan risiko Anda terhadap diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Ketiganya merupakan jenis penyakit yang kerap terjadi seiring pertambahan usia.
Selain itu, cek kesehatan dapat menjaga kesehatan pembuluh darah dan melancarkan peredaran darah. Hal ini berguna untuk meningkatkan respons seksual Anda.
Jika Anda ingin mengetahui informasi lebih lanjut terkait hal ini atau memiliki pertanyaan seputar menopause lainnya, konsultasikan kepada dokter.
+ There are no comments
Add yours