Polip Rahim

Polip Rahim

Pernahkah Anda merasakan ketidaknyamanan saat menstruasi atau mengalami perdarahan yang tidak wajar? Jika ya, itu bisa menjadi tanda polip rahim. Sebenarnya, apa itu polip rahim? Ketahui jawabannya melalui ulasan berikut.

Apa itu polip rahim?

Polip rahim atau polip endometrium adalah munculnya benjolan yang terjadi akibat jaringan lapisan rahim (endometrium) tumbuh terlalu banyak atau berlebihan.

Oleh karena berbentuk benjolan, polip juga terkadang disebut daging tumbuh. Umumnya, polip rahim berwarna merah, bertekstur lunak, berbentuk bulat atau oval, dan menempel di dinding-dinding rahim.

Dikutip dari Mayo Clinic, ukuran polip pun bervariasi, mulai dari beberapa milimeter (seukuran biji wijen) hingga beberapa sentimeter (seukuran bola golf).

Anda pun mungkin hanya memiliki satu polip atau beberapa dalam satu waktu.

Polip biasanya tetap berada di dalam rahim Anda, tapi terkadang, kondisi ini muncul melalui pembukaan rahim (serviks) ke dalam vagina.

Polip yang muncul di dalam rahim ini bersifat jinak dan tidak akan berkembang menjadi kanker. Namun, pertumbuhannya terkadang dapat memengaruhi kesuburan dan siklus menstruasi wanita.

Pada kebanyakan kasus, polip pada rahim tidak akan menunjukkan gejala apa pun dan tidak membutuhkan penanganan sesegera mungkin.

Namun, terdapat beberapa pengecualian yang mengharuskan polip untuk segera ditangani oleh dokter.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Polip rahim dapat menyerang setiap wanita dari golongan usia berapa pun.

Namun, kasus polip pada rahim lebih sering ditemukan pada wanita di usia 40 tahun ke atas. Kasus pada wanita yang berusia di bawah 20 tahun lebih jarang ditemukan.

Jenis polip ini biasanya akan muncul pada masa sebelum atau sesudah menopause. Selain itu, wanita dengan berat badan berlebih, menderita tekanan darah tinggi, dan sedang menjalani pengobatan kanker payudara lebih rentan terkena kondisi ini.

Gejala polip rahim

Apabila polip yang muncul di rahim berukuran kecil, kemungkinan Anda tidak akan merasakan tanda-tanda atau gejala apa pun.

Namun, polip dengan ukuran lebih besar dapat mengakibatkan munculnya gejala tertentu. Gejala-gejala dari polip rahim yang umum terjadi meliputi berikut ini.

  • Periode menstruasi yang tidak teratur, entah itu semakin lama, lebih sering, atau tidak terprediksi.
  • Perdarahan abnormal di antara periode menstruasi.
  • Darah menstruasi sangat banyak.
  • Bercak darah atau perdarahan setelah berhubungan seksual.
  • Muncul keputihan yang tidak wajar.
  • Perdarahan vagina setelah menopause.
  • Kemandulan.

Salah satu tanda dan gejala polip endometrium yang paling sering ditemukan adalah siklus menstruasi yang tidak teratur atau sulit diprediksi.

Kebanyakan wanita mengalami menstruasi selama empat hingga tujuh hari. Siklus menstruasi normal wanita biasanya berlangsung selama 21 hingga 35 hari.

Wanita dengan polip di rahim cenderung mengalami siklus dan periode menstruasi yang tidak teratur.

Gejala lain yang biasanya ditemukan pada penderita polip rahim adalah menstruasi dengan darah berlebihan atau menorrhagia.

Darah juga terkadang dapat muncul ketika menstruasi sudah berakhir atau sehabis berhubungan intim.

Kemungkinan terdapat tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Apabila Anda mengalami salah satu dari gejala-gejala berikut ini, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter terdekat.

  • Vagina terus berdarah setelah menopause.
  • Adanya bercak merah atau perdarahan, padahal menstruasi telah berakhir.
  • Ketidaknormalan lainnya selama siklus menstruasi berlangsung.

Penanganan dini dapat mencegah terjadinya komplikasi akibat penyakit ini.

Penyebab polip rahim

Hingga saat ini, masih belum diketahui secara pasti apa penyebab tumbuhnya polip di dalam rahim.

Namun, beberapa ahli meyakini bahwa perubahan hormon di dalam tubuh dapat memengaruhi terjadinya kondisi ini.

Polip yang muncul pada rahim dipercaya memiliki sifat estrogen-sensitif. Itu artinya, polip yang muncul diduga sebagai respons dari perubahan kadar hormon estrogen di dalam tubuh.

Dalam setiap siklus menstruasi, kadar hormon estrogen di dalam tubuh akan meningkat dan menurun.

Kondisi ini menyebabkan dinding rahim menebal dan luruh selama menstruasi berlangsung. Apabila jaringan pada dinding ini tumbuh terlalu panjang atau besar, polip dapat terbentuk.

Faktor-faktor risiko polip rahim

Polip pada rahim adalah penyakit wanita yang dapat menyerang semua wanita dari berbagai kelompok usia.

Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kemunculan polip di dalam rahim. Berikut adalah faktor-faktor risiko yang memicu seseorang terkena penyakit ini.

1. Usia

Polip pada rahim lebih sering ditemukan pada wanita yang sudah berusia 40 atau 50 tahun ke atas.

Hal ini mungkin dipicu oleh terjadinya perubahan hormon estrogen yang drastis, ditambah dengan mendekati masa menopause.

2. Menopause

Saat seseorang semakin mendekati masa menopause, kadar hormon estrogen di dalam tubuhnya akan mengalami perubahan yang cukup besar.

Kondisi tersebut diyakini dapat memengaruhi munculnya polip.

3. Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi)

Meskipun kaitannya belum diketahui secara pasti, tekanan darah tinggi atau hipertensi dinilai dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi ini.

Sebuah studi yang terdapat di The Journal of Minimally Invasive Gynecology meneliti sebanyak 353 kasus hipertensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 38% penderita hipertensi memiliki polip di dalam rahimnya.

4. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas

Wanita dengan berat badan yang melebihi batas wajar atau obesitas juga diyakini memiliki peluang lebih besar untuk terserang kondisi ini.

5. Menjalani pengobatan kanker payudara

Penderita kanker payudara yang mengonsumsi tamoxifen cenderung lebih rentan memiliki kondisi ini. Obat ini diduga berpotensi menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur.

Komplikasi akibat polip rahim

Polip endometrium dengan gejala yang tergolong ringan dan berukuran kecil umumnya tidak berbahaya bagi kesehatan.

Namun, penderita polip perlu waspada jika benjolan mulai mengganggu siklus menstruasi dan muncul gejala-gejala yang lebih serius.

Kondisi tersebut berpotensi menyebabkan mandul atau ketidaksuburan.

Mandul akibat polip mungkin dapat diatasi dengan melakukan operasi pengangkatan polip, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah.

Jika Anda wanita, seberapa rutin Anda melakukan pemeriksaan kesehatan kewanitaan?

Diagnosis polip rahim

Apabila Anda mengalami gejala-gejala yang mungkin menandakan adanya polip di dalam rahim, periksakan diri ke dokter terdekat untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.

Pada saat mendiagnosis, dokter akan mulai dengan menanyakan beberapa pertanyaan.

Dokter biasanya ingin mengetahui seputar siklus menstruasi Anda, berapa lama menstruasi berlangsung, dan apakah rentang waktu tersebut terjadi secara rutin atau tidak.

Apabila Anda memiliki keluhan sulit hamil atau vagina Anda sering mengeluarkan cairan keputihan yang tidak wajar, Anda harus memberi tahu kondisi ini ke dokter Anda.

Jika dokter menduga Anda memiliki polip di dalam rahim, dokter akan meminta Anda menjalani beberapa tes tambahan. Berikut adalah beberapa jenis tes yang mungkin akan dilakukan oleh dokter.

1. Ultrasound (USG) transvaginal

Tes USG transvaginal bertujuan untuk mengetahui bagian dalam rahim, termasuk masalah-masalah yang mungkin terdapat di dinding rahim.

Pada prosedur ini, transduser USG atau perangkat tipis dimasukan ke dalam vagina dan mengeluarkan gelombang suara.

Gelombang tersebut dapat menghasilkan gambar dari bagian dalam rahim, termasuk ketidaknormalan yang muncul.

2. Sonohisterografi

Prosedur ini dilakukan untuk membantu mengambil gambaran bagian dalam rahim secara lebih jelas, terutama jika prosedur USG transvaginal dirasa kurang memberi gambaran yang detail.

Dokter akan memasukkan selang tipis atau kateter ke dalam rahim Anda. Kateter ini mengandung cairan saline.

Cairan ini akan memperbesar rongga rahim, sehingga dokter bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai dinding rahim Anda.

3. Histeroskopi

Dalam tes ini, dokter akan memasukkan teleskop tipis, fleksibel, dan kecil yang dilengkapi dengan senter ke dalam rahim Anda melalui vagina.

Selain digunakan untuk mendiagnosis adanya benjolan di dalam rahim, prosedur ini biasanya juga dikombinasikan dengan operasi untuk mengangkat polip.

4. Biopsi endometrium

Selain beberapa tes di atas, dokter juga mungkin akan mengambil sampel dari dinding rahim Anda.

Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan kateter isap. Sampel yang telah diambil akan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi adanya masalah pada dinding rahim.

5. Kuretase

Prosedur ini hanya bisa dilakukan di ruang operasi. Dokter akan menggunakan alat metal panjang yang disebut dengan kuret.

Kuret digunakan untuk mengambil jaringan dari dinding dalam rahim. Setelah itu, jaringan ini akan diperiksa di laboratorium.

Kebanyakan polip tidak akan berkembang menjadi kanker atau tumor. Namun, beberapa kasus kanker dan tumor di dalam rahim biasanya memiliki tanda-tanda dan gejala berupa polip yang tumbuh di dalam rahim.

Apabila dokter mencurigai adanya kemungkinan kanker berkembang, dokter akan merekomendasikan prosedur operasi pengangkatan polip.

Pengobatan polip rahim

Umumnya, polip rahim yang tidak menyebabkan gejala dan tanda apa pun tidak memerlukan penanganan secara khusus.

Namun, apabila polip menyebabkan perdarahan yang tidak wajar selama menstruasi berlangsung, polip sebaiknya segera diangkat.

Selain itu, jika polip diduga berpotensi berkembang menjadi kanker atau tumor, satu-satunya jalan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan pengangkatan polip.

Polip yang menyebabkan masalah kehamilan seperti keguguran, menyebabkan mandul, atau terjadi setelah menopause juga harus segera ditangani lebih lanjut.

Berikut adalah beberapa macam pengobatan dan penanganan yang diberikan untuk mengatasi kondisi ini.

1. Konsumsi obat-obatan

Obat-obatan hormonal tertentu biasanya akan diresepkan oleh dokter sebagai perawatan sementara.

Pengobatan ini dapat membantu mengurangi munculnya gejala polip. Obat-obatan tersebut meliputi progestin atau obat hormon pelepas gonadotropin.

2. Operasi pengangkatan

Beberapa jenis prosedur bedah yang menjadi pilihan adalah kuretase, polipektomi, dan histerektomi.

Pada kuretase dan polipektomi, dokter hanya akan mengangkat polip.

Sementara itu, apabila polip telah menyebabkan komplikasi atau kerusakan pada rahim, prosedur histerektomi atau pengangkatan rahim secara menyeluruh mungkin perlu dilakukan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours