Seputar Perawatan Kanker Payudara pada Ibu Hamil

Seputar Perawatan Kanker Payudara pada Ibu Hamil

Kanker payudara bisa menyerang siapa saja, tidak terkecuali ibu hamil. Ya, saat ibu hamil didiagnosa terkena kanker payudara, mungkin Anda akan mengalami dilema karena ingin mendapatkan pengobatan terbaik sekaligus melindungi bayi tetap aman di dalam kandungan.
Ketika ibu hamil mengalami kanker payudara, tentu tetap memiliki tujuan sama seperti wanita yang tidak hamil. Yaitu menyembuhkan kanker bila memungkinkan atau mengendalikan dan mencegahnya menyebar jika memang tidak bisa disembuhkan. Namun memang perlu diakui perawatannya lebih rumit dan memerlukan perhatian ekstra, agar tidak berdampak pada tumbuh kembang janin di dalam kandungan.

Perawatan Kanker Payudara pada Ibu Hamil

ibu hamil dan masalah payudara Foto: Shutterstock
Apabila sedang hamil dan menderita kanker payudara, Anda perlu mendiskusikan metode perawatan yang terbaik dengan dokter. Dilansir laman Cancer, ibu hamil tetap bisa mendapatkan perawatan yang aman, meskipun beberapa jenis dan waktu pengobatannya mungkin bisa dipengaruhi oleh kehamilan. Biasanya, yang akan dilihat adalah sudah seberapa jauh kanker menyebar, trimester kehamilan, hingga kesehatan secara keseluruhan.
Umumnya, tindakan operasi aman dilakukan pada setiap trimester kehamilan. Pembedahan untuk mengangkat kanker di payudara dan kelenjar getah bening adalah pengobatan utama bagi wanita dengan kanker payudara stadium dini, dan umumnya aman dilakukan saat masa kehamilan.
Biasanya, jika kanker masih berada pada stadium awal, dokter akan memberikan pilihan yaitu prosedur pengangkatan benjolan (lumpektomi) atau mengangkat seluruh payudara (masektomi). Jenis operasi yang mungkin dilakukan pada ibu hamil ini bergantung pada tingkat kanker dan kapan kanker didiagnosis saat kehamilan. Kemoterapi juga terbilang aman untuk bayi bila sudah trimester kedua atau ketiga kehamilan, tetapi tidak aman dilakukan pada trimester pertama. Perawatan kanker payudara lainnya, seperti terapi hormon hingga radiasi cenderung membahayakan bayi, sehingga baru akan diberikan setelah melahirkan.
Mengutip laman Breast Cancer Org, pada trimester pertama saat Anda memutuskan untuk tetap melanjutkan kehamilan, maka masektomi lebih direkomendasikan daripada lumpektomi maupun terapi radiasi. Setelah operasi dilakukan, maka Anda sudah mulai bisa menerima kemoterapi pada trimester kedua.
Sementara bila kanker payudara ditemukan saat trimester kedua kehamilan, maka pedoman merekomendasikan mastektomi atau lumpektomi, dengan melakukan diseksi kelenjar getah bening aksila di daerah ketiak untuk memeriksa apakah kanker telah menyebar. Kemoterapi pun dapat dimulai sebelum operasi. Namun jika Anda dan dokter memilih lumpektomi sebagai metode perawatan terbaik, maka terapi radiasi dan terapi hormonal baru akan diberikan setelah anak lahir. Hal yang sama juga berlaku bila Anda baru mengetahui mengalami kanker payudara saat trimester ketiga.

Perawatan Pascaoperasi

Ilustrasi Ibu Hamil yang Mengidap Kanker Payudara. Foto: Aquarius Studio/Shutterstock
Nah, Anda mungkin memerlukan lebih banyak perawatan pascaoperasi untuk membantu menurunkan risiko kanker muncul lagi, mulai dari kemoterapi, terapi radiasi, terapi hormon, dan terapi bertarget. Dalam beberapa kasus, perawatan setelah operasi ini bisa ditunda sampai setelah melahirkan.
Sementara kemoterapi, misalnya, tidak akan diberikan pada tiga bulan pertama kehamilan karena berisiko pada perkembangan bayi, salah satunya keguguran. Sementara itu, beberapa penelitian telah menunjukkan obat-obat kemo tertentu seperti doxorubicin, cyclophosphamide, fluorouracil, dan taxanes yang digunakan selama trimester kedua dan ketiga tidak meningkatkan risiko cacat lahir, lahir mati, atau masalah kesehatan segera setelah lahir. Namun obat-obatan tersebut dapat meningkatkan risiko persalinan dini. Para peneliti masih belum tahu apakah bayi-bayi ini akan mengalami efek jangka panjang dari pengobatan yang dilakukan sang ibu.
Kemo umumnya tidak dianjurkan setelah 35 minggu kehamilan hingga 3 minggu setelah melahirkan karena dapat menurunkan jumlah sel darah ibu. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan dan meningkatkan kemungkinan infeksi selama kelahiran. Menunda kemoterapi selama beberapa minggu terakhir sebelum melahirkan memungkinkan jumlah darah ibu kembali normal sebelum melahirkan.
Anda juga bisa melakukan beberapa perawatan untuk kanker payudara. Mulai dari terapi radiasi untuk membantu mengurangi risiko kanker kembali, hingga terapi hormon untuk pengobatan kanker payudara yang sudah stadium lanjut.
Jadi, saat Anda mengetahui terkena kanker payudara ketika sedang hamil, penting untuk mendiskusikan pengobatan yang terbaik bersama dokter. Pilihan pengobatan memang bisa rumit, dan dalam beberapa kasus ibu hamil yang menderita kanker payudara di awal kehamilannya dan membutuhkan kemoterapi segera mungkin akan disarankan untuk mengakhiri kehamilannya. Dan jangan ragu untuk meminta bantuan dari konselor atau psikolog untuk membantu memberikan dukungan emosional yang mungkin Anda butuhkan ya, Moms.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours