Media Sosial dan Stereotip tentang Perempuan

Media Sosial dan Stereotip tentang Perempuan

Stereotip adalah hal yang lumrah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan masyarakat, sekolah, pertemanan, bahkan media sosial. Stereotip mengenai seseorang atau golongan yang hanya berdasarkan persepsi dan pengalaman yang dimiliki, di mana orang tersebut dapat diklasifikasikan dalam kelompok-kelompok tertentu yaitu stereotip gender atau peran yang berbeda antara laki-laki dan perempuan yang masih banyak  ditemukan dalam lingkungan masyarakat.

Studi kasus tentang stereotip sangatlah beragam, dan selalu menjadi perbincangan yang hangat, ketika kita membahas stereotip tentang perempuan tidak akan jauh dari berbagai macam stigma yaitu perempuan harus terlihat cantik, perempuan lemah, cengeng, materialistis, manja dan masih banyak lagi. Stereotip  seperti ini harus dihilangkan dalam pemikiran setiap individu, karena apa yang mereka pikirkan tentang citra seorang perempuan, belum tentu sesuai dengan fakta yang ada.

Stereotip  tentang perempuan saat ini marak diperbincangkan dalam penggunaan media, terutama media sosial, tempatnya setiap orang merasa memiliki kebebasan untuk menyampaikan pendapat. Media menjadi salah satu alat komunikasi yang berperan dalam menginformasikan segala bentuk atau jenis pesan, baik pesan informal atau formal dengan ditujukan kepada khalayak ramai, untuk memberikan wawasan, mengedukasi pengguna media, sumber informasi, memberikan hiburan yang menarik dan masih banyak lagi manfaat media yang perlu kita pergunaan dengan baik. Namun sangat disayangkan kebanyakan dalam media sosial bahkan dalam berbagai macam platform digital, banyak memperbincangkan bahkan saling menjatuhkan sesama perempuan, baik dalam bentuk cacian, ejekan, candaan, dan masih banyak lagi.

Dalam contoh kasus seorang youtuber perempuan yang bernama Rahmawati Kekeyi Putri Cantikka, yang biasa akrab disebut Kekeyi, viral karena membuat video merias wajahnya menggunakan peralatan sederhana, banyak youtober besar mengundang Kekeyi untuk hadir dalam youtobe channelnya dalam bentuk support untuk Kekeyi, namun seiring berjalannya waktu komentar netizen dalam setiap video Kekeyi banyak yang merendahkan serta membanding-bandingkan fisiknya, Kekeyi sangat geram pada video youtubenya dia berspekulasi bahwasannya “orang yang tak rupawan belum tentu memiliki hati yang rupawan juga”, begitupun sebaliknya Kekeyi merasa bersyukur atas fisik dan penampilannya, berikut adalah contoh salah satu kasus dari sekian banyak kasus yang ada di Indonesia.

Sungguh miris apabila diperhatikan peranan media sosial kali ini hanya dijadikan sebagai ajang pamer, saling menjatuhkan, mengejek, mencari eksistensi dengan cara menjatuhkan orang lain, yang di mana seharusnya media sosial menjadi media yang dapat memberikan segala bentuk informasi yang bermanfaat, menghibur, membuat kreativitas, mengedukasi, menghasilkan karya dan masih banyak lagi apabila kita menggunakannya dengan bijak.

Tidak banyak perempuan yang dapat bertahan dan kuat terhadap stereotip negatif yang muncul dalam media dan lingkungan masyarakat kita, sebagai seorang perempuan pasti ingin diakui, dihargai, dijaga dan dilindungi, seharusnya kita dapat menanamkan kesadaran pada masing-masing individu untuk saling menghargai dan menghormati.

Namun anehnya tidak sedikit pula pembentukan stereotip tentang perempuan ini justru datang dari kelompok perempuan sendiri. Semestinya sebagai perempuan yang mungkin dianggap lemah bagi kaum pria seharusnya mendukung satu sama lain, karena perempuan juga memiliki peran penting dalam kemajuan masa depan bangsa,  perempuanlah yang melahirkan generasi baru bagi masa depan bangsa, maka dari itu, stereotip  tentang perempuan itu lemah atau pandangan buruk lainnya yang membuat perempuan merasa terbatasi harus dihilangkan, karena stereotip  dapat berpengaruh terhadap pola pikir dan gerak perempuan, ruang gerak mereka yang terbatasi karena stigma negatif yang menyebar di media sehingga berpengaruh pada segala aspek yang dilakukan oleh seorang perempuan, kami memiliki hak berekspresi, menciptakan suatu karya, memimpin, berteman, belajar, memiliki cita-cita, dan berkarir.

Penunjang untuk perempuan agar terus bertumbuh dan berkembang dengan memiliki pondasi untuk membuktikan diri dengan prestasi, serta mengembangkan potensi yang kita miliki, sebagai seorang perempuan meskipun kita diberikan anugrah sebagai makluk yang lembut, penuh kasih sayang dan mementingkan perasaan, namun jangan sampai perasaan membuat kita menjadi seseorang yang baperan bukannya berperan, hal tersebut harus memiliki tombol kontrol sehingga dapat diekspresikan dengan baik.

Perempuan memiliki peran yang besar terhadap generasi selanjutnya, apabila hanya dihabiskan waktunya untuk memikirkan apa yang orang lain bicarakan tanpa suatu aksi, hanyalah tong kosong nyaring bunyinya. Maka dari itu perlu menanamkan mindset positif untuk dapat menghilangkan stereotip yang selama ini tumbuh dalam masyarakat, kita pun harus senantiasa menjaga pemikiran serta perasaan kita agar tidak larut dan menjadi boomerang kegagalan untuk kita, bijak dalam menggunakan media serta saling mendukung sesama perempuan adalah suatu cara efektif untuk menghilangkan stereotip  yang tumbuh di masyarakat.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours